Sinopsis Mary Stayed Out All Night Episode 13

loh loh loh, pasti heran knapa sinopsisnya langsung episode 13 aja, bukannya dari episode 1?? hehheheh, soalnya author udah baca sampe ep. 12, jadi males kalo ngulang lagi… kekekeke, tp kalo ada yg request dari ep. 1 lagi.. okelah,ntar di posting disini.. ^^

okehhhh, cekidottttt…

Wi Dae Han kembali mendatangi rumah Mu Gyul, sontak Mae Ri dan Mu GYul panik dan bingung menemukan tempat sembunyi. Wi Dae Han tidak boleh tahu perihal pengaturan perjanjian ketiganya. Wi Dae Han akhirnya berhasil menemui Mu Gyul, sedang Mae Ri aman di tempat persembunyiannya. Ayah Mae Ri kesal, ia menuduh Mu Gyul berencana menipu putrinya dalam jangka waktu yang lama, tidak cukup dengan menjual cincin tunangan pemberian ayah Jung In, juga mencoba meyakinkan Mae Ri menolak Jung In sehingga Mu Gyul bisa melakukan apapun yang ia inginkan.

Mae Ri mendengar semua perkataan ayahnya dari tempat persembuyiannya. Mu Gyul mencoba bersabar dan menjelaskan kalau ia akan berusaha mendapatkan cincin itu kembali dan mengembalikannya. Wi Dae Han tidak percaya, ia menarik lengan Mu Gyul, berniat menyeret pemuda itu ke kantor polisi. Mu Gyul mencoba bertahan.


Tiba-tiba Wi Dae Han berhenti, ia terkejut melihat tempat tidur berbatas milik Mu Gyul. Ia kenal baik barang-barang itu, selimut, alat make up dan barang-barang lainnya, semua itu milik Mae Ri putrinya.

Mu Gyul melihat kesempatan untuk melarikan diri, sebelum Wi Dae Han sadar kalau itu memang barang-barang putrinya. Ia menarik koper besar milik Mae Ri. Yah, gadis itu bersembunyi disana. Mu Gyul terus berlari sambil menyeret koper besar berisi Mae Ri.

Mu Gyul melihat kesempatan untuk melarikan diri, sebelum Wi Dae Han sadar kalau itu memang barang-barang putrinya. Ia menarik koper besar milik Mae Ri. Yah, gadis itu bersembunyi disana. Mu Gyul terus berlari sambil menyeret koper besar berisi Mae Ri.

Mu Gyul membawa Mae Ri ke tempat Jung In, ayahnya pasti akan mengecek kesana. Dan benar juga, tidak beberapa lama Wi Dae Han dengan wajah cemasnya tiba disana. Ia menemui Jung In, ingin memastikan apakah putrinya ada disana. Jung In berusaha melarang Wi Dae Han masuk ke tempat Mae Ri. Tapi Wi Dae Han lumayan gesit, ia berhasil menerobos masuk kamar Mae Ri.

Ia melihat gadis itu terbaring di tempat tidur, menyembunyikan tubuhnya di balik selimut, berpura-pura sedang sakit. Wi Dae Han memaksanya bangun. Ia mengaku sudah tahu semuanya jadi Mae ri tidak perlu membohonginya lagi dan bangun dari tempat tidur sekarang juga. Mae Ri berpura-pura batuk dan tidak mengerti maksud perkataan dan kedatangan ayahnya.

Wi Dae Han ingin minta penjelasan tentang barang-barang Mae Ri yang dilihatnya di tempat Mu Gyul. Ia memaksa Mae Ri turun dari tempat tidur, mereka harus bicara. Ia menyeret putrinya ke ruang tamu, Jung In mengikutinya dari belakang. Terlihat agak bingung sebelum ia menutup pintu kamar Mae Ri. Yah, ia bingung dimana sebenarnya Mu Gyul bersembunyi. Ia berlalu. Dan…tatt tada… Mu Gyul mengintip dari balik lemari, melihat sekeliling, memastikan ia sudah aman.

Di ruang tamu, Wi Dae Han berjongkok di hadapan Jung In. Memohon calon menantunya itu membantunya menyadarkan putrinya yang jatuh cinta setengah mati pada Mu Gyul. Mae Ri memandang tingkah ayahnya tanpa bisa berkata apa-apa. Jung In mencoba menenangkan, mengatakan ia tidak perlu khawatir, cukup membiarkan Mae Ri bersamanya.

Ponselnya tiba-tiba berdering dan minta waktu pada Wi dae Han untuk menerima telponnya dulu. Wi Dae Han mengerti, ia membiarkan Jung In dan yapz.. Ia memandang Mae Ri dengan kesal. Gadis itu langsung batuk lagi, terlihat jelas tidak ingin membahas apapun dengan ayahnya. Wi Dae Han memaksanya berkata jujur, ada apa sebenarnya sehingga barang-barang Mae Ri ada di tempat Mu Gyul. Mae Ri mencoba menjelaskan, kalau tempat Jung In tidak cukup luas menampung barang-barang miliknya, karenanya ia sengaja menitip sebagian barang-barangnya di tempat Mu Gyul.
Wi Dae Han terus mengatakan kecurigaannya, tidak percaya pada ucapan putrinya. Mae Ri berpura-pura lagi, kali ini memegang kepalanya dan mengatakan kalau kepalanya begitu berat dan ia butuh beristirahat saat ini. Wi Dae Han masih menahannya dan mengancam Mae Ri, “jika kau masih mendatangi tempat pria itu lagi, kau bisa melupakan kalau kau punya ayah!! Aku tidak akan pernah membiarkan kalian berdua seperti itu. Ini peringatan terakhir, kau mengerti?!!”. Wi dae Han benar-benar menyeramkan. Mae Ri terbatuk dengan keras mendengarnya.

Di kamar Mae Ri, Mu Gyul mencoba menguping pembicaran mereka dari balik pintu. Tapi ia tidak bisa mendengar apa-apa. Ia kembali memandang sekeliling, disain kamar Mae Ri menurutnya terlihat seperti kamar fantasi. Tertata apik dikelilingi buku-buku bagus yang siap dibaca kapanpun ia mau. Ia melihat sebuah buku tergeletak begitu saja di atas meja. Ia tertarik, mengambil dan duduk membacanya.

Yapz, itu buku yang ditempeli catatan pribadi Jung In tentang Mae Ri, ia membacanya. “Oh, jadi ia (baca : Jung In) ingin pergi ke suatu tempat dan menghabiskan malam dengannya (baca : Mae Ri)”, ujarnya setelah membaca catatan itu. “Benar-benar cara klasik untuk menggaet seorang gadis!”, ia terus mencemooh Jung In. Ia menaruh kembali buku itu.
Wi Dae Han pulang, Mu Gyul ikut bergabung dengan Jung In dan Mae Ri di ruang depan. Ia mengajak Mae Ri pergi, tapi gadis itu menahannya. Ayahnya pasti tidak akan membiarkan Mu Gyul begitu saja, ia pasti sedang menunggu Mu Gyul di depan rumahnya. Mu Gyul berkeluh kesah, tidak bisa kembali ke rumahnya. Jung In angkat bicara, menurutnya ayah Mae Ri sedang mencurigai sesuatu kali ini, karenanya lebih baik Mu Gyul tidak pulang dulu dan tinggal di tempatnya untuk malam ini. Mu Gyul bertanya, lalu dimana ia harus tidur, tanpa berbagi kamar dengan Jung In.

Direktur menunjukkan ruang AV di rumahnya, tapi Mu Gyul tidak suka, terlalu banyak barang disana, ia ingin tidur bersama Mae ri saja. Jung In bertanya, memastikan pendengarannya, “Kamar Mae Ri??”. Mu Gyul membenarkanya, “Iya. Toh, di tempatku kami tidur di tempat tidur yang sama”. Jung In masih tidak percaya dan mencoba memastikannya lagi, “Di tempat tidur yang sama??”.
Mae Ri menyikut bahu Mu Gyul, mengingatkan kalau mereka membatasinya dengan tirai. Mu Gyul dibuat kecewa olehnya tidak berhasil melanjutkan rencananya membuat Jung In cemburu. Jung In tersenyum pada akhirnya dan dengan mantap mengatakan pada Mu Gyul agar tidak mengabaikan aturan yang ada di rumahnya. Ia permisi untuk mengambilkan Mu Gyul selimut dan bantal.

Mu Gyul mengeluh, “Hanya karena ini rumahnya, apa dia boleh mengatur hal yang ingin aku lakukan?! Ah, pria itu membuat syaraf-syarafku tegang. Aku tidak bisa tinggal disini. Aku ingin pulang”, ujarnya pada Mae Ri.

Gadis itu berusaha menahannya, ia meminta Mu Gyul bersabar untuk malam itu saja. Mu Gyul masih kesal, tapi Mae Ri terus membujuknya dengan manis untuk tinggal.

Di kamar Jung In, pria itu membuang nafas panjang. Ia sesak dengan ucapan Mu Gyul, ia bahkan berfikir yang tidak-tidak karenanya. Ia mengambil bantal dan meletakkannya di tengah-tengah tempat tidur, ia memandanginya. Hanya dengan pembatas seperti itu, tentu saja tidak bisa memastikan tidak ada apa-apa yang terjadi antara keduanya. Huaahh, ia bergidik dengan imajinasinya sendiri.
Mu Gyul akhirnya mau juga tidur di ruang AV, kehausan membuatnya terbangun. Ia menuju dapur tapi tidak tahu dimana menemukan lemari es ataupun benda lain yang bisa menghapus dahaganya. Ia akhirnya membangunkan Mae Ri.

Gadis itu berteriak, terkejut melihat Mu Gyul yang tiba-tiba datang dan membungkam mulutnya. Mu Gyul mengatakan kalau dirinya haus dan bertanya apakah Mae Ri punya sesuatu untuk diminum. Mae Ri bangun dan mengambil jus dari lemari es. Mu Gyul penasaran dengan model lemari es yang tidak biasa itu. Mae Ri menuangkan segelas jus untuk Mu Gyul, tapi ia kurang hati-hati dan menumpahkan jus itu di pakaian Mu Gyul. Keduanya jadi ribut, Mu Gyul tidal membawa baju ganti disana. Mae Ri menyuruh Mu Gyul melepas pakaiannya untuk dicuci.
Jung In belum tidur, sepertinya masih terganggu dengan ucapan Mu Gyul. Dan lagi, ia mendengar suara keras Mae Ri yang menyuruh Mu Gyul melepas pakaiannya. Ia penasaran dan mengendap mendekati sumber suara. Mae Ri : “Biarkan aku melakukannya”.
Mu Gyul : “Aku saja”
Mae Ri : “Jangan sentuh itu, aku akan melakukannya”. Terdengar suara air. Mu Gyul :  “Oh, ini sangat hangat”.
Mae Ri : “Tunggu beberapa saat”
Mu Gyul : “Apa aku harus menunggu begitu lama” Mae Ri : Kau hanya perlu menunggu sebentar lanjut Mae Ri. Jung In terus menguping keduanya di balik pintu.

Mae Ri : Aku akan mencoba mencucinya dengan cepat. Ku usahakan yang terbaik. Jung In tidak tahan lagi, ia buru-buru mendorong pintu dan masuk… “Kang Mu Gyul, apa yang kau la…”, ucapannya berhenti ketika melihat keduanya. Hahahah, direktur salah kaprah lagi.

Mu Gyul dan Mae Ri terkejut dibuatnya. Mae Ri lalau menjelaskan kalau baju Mu Gyul ditumpahi jus, makanya ia mencucinya untuk Mu Gyul. “Kenapa? Apakah aku tidak diijinkan mencuci pakaianku sendiri?” Mu Gyul angkat bicara. Jung In memejamkan mata, sadar ia telah beranggapan yang bukan-bukan tentang keduanya, ia lalu menyarankan menggunakan mesin cuci. Ia berdalih, itu membuat orang terbangun tengah malam karena begitu ribut. Lebih baik mereka segera  membereskannya dan kembali tidur. Jung In berlalu. “Mungkin pendengarannya sangat sensitif, ayo kita selesaikan denga cepat”, lanjut Mae Ri pada akhirnya. Mu Gyul hanya menghembuskan nafas panjang.
So Young mendatangi tempat Mu Gyul, ia merasa aneh, sudah begitu larut tapi putranya belum kelihatan juga. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan seseorang yang menangkapnya dari belakang. Terkejut dan merasa diserang, So Young berteriak dengan panik. Ia berhenti begitu mengetahui pria itu Wi Dae Han. Wi Dae Han ingin tahu kenapa So Young memberikan cincin tunangan palsu padanya. So Young membalas ucapan Wi Dae Han, mengingatkan kalau dirinya sudah mengatakan kalau dirinya tidak punya uang tetapi Wi Dae Han tetap bersikeras, makanya ia terpaksa berbohong seperti itu.
Wi Dae Han kesal dengan semua omong kosong itu, ia balik mengingatkan So Young perihal kontrak keduanya yang menyebutkan kalau So Young akan membantunya memisahkan putrinya dengan Mu Gyul. Keduanya bersitegang. Wi Dae Han menyangka Mu Gyul tidak kembali karena tahu ia ada disana. So Young berdiri dan mengeluhkan nasib anaknya yang sungguh kasihan, bahkan tiak bisa kembali ke rumahnya sendiri. Ia mulai menyalahkan Mae Ri. Keduanya makin parah saja. Wi Dae Han memaksa mengembalikan cincin tunangan asli milik Mae Ri. So Young terdiam.

Keesokan harinya. Di studio rekaman, Soe Jun sedang mencoba menyanyikan lagu “Hello Hello” ciptaan Mae Ri. Tapi Mu Gyul terus menerus menyuruh gadis itu mengulanginya, ia merasa Seo Jun belum menemukan feel lagu. Ia menyanyikannya tidak sepenuh hati. Seo Jun mulai kesal, kalau begitu kenapa Mu Gyul tidak mencontohkannya? Mu Gyul mengeluh tapi mengabulkannya juga, ia berdiri untuk bergabung ke tempat Seo Jun, Jung In masuk tepat pada saat itu.

Mu Gyul mengambil posisi Seo Jun dan mulai menyanyikan lagu itu. Dengan cepat ia mendapatkan feel lagu, menyanyikannya penuh penghayatan, sepenuh jiwa. Jung In dan Seo Jun memandangi dan mendengarkannya dari luar. Mu Gyul berhenti, Jung In memujinya. Berpendapat kalau lagu itu dinyayikan Mu Gyul saja. Toh, lagunya dinyanyikan untuk seorang wanita yang icintai seorang pria, jadi tidak masalah bila dinyanyikan oleh pria juga. Seo Jun setuju, jadi ia bisa pulang cepat. Ia menyambar tasnya dan berlalu dari sana, tidak menunggu izin siapapun.
Jung In sedang sendiri di kantornya, ia teringat foto ibu Mae Ri yang dilihatnya di dompet ayahnya tempo hari. Panjang umur, Tuan Jung menghubunginya, meminta keduanya bertemu. Jung In setuju, ia juga punya sesuatu untuk disampaikan.

Ternyata Tuan Jung memanggilnya, untuk tidak lupa mempersiapkan pernikahannya di sela-sela kesibukannya. Menyarankan putranya menghubungi konsultan baju pernikahan, mempersiapkan segalanya termasuk jadwal pernikahan. Jung In mengerti, Tuan Jung mengangguk. Jung In melihat kesempatan bertanya pada ayahnya. Ia ingin tahu kenapa ayahnya menyimpan foto ibu Mae Ri di dompetnya. Apa pernikahannya dengan Mae Ri karena alasan tertentu. Ia ingin mengetahuinya.

Tuan Jung menarik nafas panjang, mengatakan kalau mereka sudah menjodohkan keduanya saat masih kecil. Jung In tidak puas, “Antara ayah dan ibu Mae Ri apakah ada sesuatu yang tidak bisa dibicarakan?”. Tuan Jung menghela nafas lagi, ia mengakui ada hal yang tidak bisa ia jelaskan kepada Jung In saat ini. Ia berdiri dan berlalu, meninggalkan Jung In dengan semua keingintahuannya.

Di rumah, konsultan baju pernikahan datang. Mereka memperlihatkan sepuluh desain baju pernikahan mewah kepada Mae Ri, tapi gadis itu memasang wajah sedih, ia tidak nyaman dengan semua itu. Berkali-kali ia melihat ke arah Jung In, ingin membahas soal itu tapi direktur sepertinya sibuk dengan urusannya sendiri. Jung In masih penasaran dengan hubungan ayahnya dan ibu Mae Ri, ia begitu ingin tahu. Ia akhirnya bertanya pada ibu pengurus rumah tapi sepertinya ia menutupi sesuatu, Jung In tidak mendapat jawaban memuaskan darinya. Mae Ri mencoba baju pernikahannya, terlihat sangat pas di tubuh gadis itu. Sayang tidak dengan wajah tidak nyamannya. Jung In melintas di depannya, Mae Ri memanggilnya, mereka harus bicara. Keduanya bejalan ke serambi, memastikan tidak ada orang lain yang mendengarkan pembicaraan mereka.

Mae Ri mengingatkan Jung In agar tidak lupa dengan ucapannya terdahulu, ia tidak akan memilih Jung In. Direktur tersenyum, ia mengerti. Apa yang dikhawatirkan Mae Ri tidak akan terjadi. (Hohohoho, robot manis ini makin manis saja^^). Ia memegang bahu Mae Ri, meyakinkan gadis itu agar tidak khawatir lagi, di luar dingin dan sebaiknya Mae Ri cepat kembali ke dalam.

Sayangnya tepat saat itu, Mu Gyul tiba dan melihat keduanya, terkejut melihat Mae Ri dengan pakaian pernikahannya. Ia tidak bisa menerima pemandangan di depan matanya. Ia berlalu tanpa mendengarkan penjelasan apapun dari Mae Ri. Gadis itu mengejarnya, ia tidak ingin Mu Gyul salah paham dengannya.

Mae Ri terus berlari dengan pakaiannya. Tidak peduli dengan punggungnya yang terbuka di udara dingin seperti itu. Ia mengangkat ujung gaunnya yang super ribet, terus mengejar Mu Gyul, tapi pria itu terlalu cepat, Mae Ri tidak mampu mengejarnya. Mu Gyul menghilang di ujung belokan kompleks. Mae Ri menghela nafas panjang. Sedih Mu Gyul tidak mendengarkan penjelasannya.

Jung In datang dan memasangkan jasnya pada Mae Ri, menutupi punggung Mae Ri ynag terbuka, tidak ingin gadis itu kedinginan. Mae Ri menangis sedih, Jung In tidak bisa berkata apa-apa. Keduanya berlalu, kembali ke rumah. Mu GYul mengintip dari balik tembok, sama seperti Mae Ri menghela nafas panjang. Merasa beban hatinya semakin berat saja. Ia pergi dari sana tanpa sepengetahuan Jung in dan Mae Ri yang berjalan berlawanan arah dengannya.

Mu Gyul menerima pesan dari Seo Jun, “Ayo bertemu, di tempat biasa”. Di rumah, Jung In melamun seorang diri, Mae Ri datang dan memberitahunya ingin ke tempat Mu Gyul, Jung In mengiyakan, sepertinya tidak peduli dengan apa yang ingin dilakukan gadis itu. Ia pergi begitu saja. Mae Ri merasa aneh tapi kemudian bergegas ke rumah Mu Gyul, masalah mereka harus segera diselasaikan.

Mae Ri tiba di tempat Mu Gyul tapi ia tidak melihatnya disana, ia malah mellihat So Young yang memandanginya wajah tidak senang. Ia tidak senang melihat Mae Ri yang sudah bertunangan dengan pria lain, tinggal bersamanya tetapi masih datang mencari putranya. Mae Ri mengatakan kalau ia hanya memiliki Mu Gyul di hatinya.

Keadaan yang memaksanya untuk tinggal disana saat ini, tapi setelah dua minggu ia akan pergi dari sana. So Young tidak berhenti sampai disitu, ia mengatakan kalau Mu Gyul adalah pria berhati dingin, karenanya ia membutuhkan wanita yang mencintainya sepenuh hati dan mampu memberikannya kehangatan. (Lah, itu Mae Ri buangedd..). Tapi bagi So Young, Mae Ri bukan wanita itu. Ia meminta Mae Ri tidak mencari Mu Gyul lagi.
Mu Gyul menerima undangan bertemu dengan Seo Jun. Mereka minum-minum seperti biasa, teman-teman Mu gyul juga disana. Awalnya suasana begitu dingin antara mereka dan Mu Gyul, teman-temannya masih kesal dengan perubahan warna musik Mu Gyul yang begitu mendadak, tapi ternyata minum-minum bisa menyelesaikan masalah mereka.

Teman- teman Mu Gyul menerima karya Mu Gyul, tidak ambil pusing sejauh apa Mu Gyul keluar merentas batas warna musik (duile.. bahasaku), toh pada akhirnya dia tetap kembali pada aliran mereka, musik rock. Ketiganya terus nyerocos sambil minum, sepertinya memang sudah mabuk, tapi Mu Gyul tersenyum mendengarnya. Senang, teman-temannya bisa mengerti kondisinya.
Seo Jun juga tersenyum senang melihatnya, terlebih karena senyum orang yang dicintainya telah kembali. Mereka merayakannya bersama, mengelu-elukan Mu Gyul. Yang dielu-elukan terus tersenyum, yah ide Seo Jun mempertemukan mereka berhasil membuat perselisihan dalam band mereka selesai.
Di apartemennya, Wi Dae Han terus mondar-mandir, bingung apa yang harus dilakukannya menghadapi Mu Gyul dan putrinya. Ia belum punya ide bagus untuk memisahkan meraka. Ia tiba-tiba dikejutkan dengan bunyi bel, menyangka putrinya kembali menemuinya. Ia bergegas membukakan pintu, ternyata itu Tuan Jung. Wi Dae Han merasa aneh, apa yang membuat sahabatnya itu tiba-tiba mengunjunginya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, tengah malam seperti itu pula. Tuan Jung mengatakan ia sengaja datang untuk membereskan semuanya. Ia juga sudah meminta putranya mempercepat persiapan pernikahan.
Wi Dae Han terlihat gelisah, Tuan Jung memperhatikannya dan curiga sesuatu telah terjadi. Wi Dae Han menyangkal, tapi Tuan Jung ternyata tahu semuanya. Ia tahu ada yang salah tentang cincin imitasi yang dipakai Mae Ri, ia tahu jelas putranya tidak akan menghadiahkan barang murah seperti itu hanya karena dalih menyimpan barang asli agar tetap aman. Walau Jung In berhasil menutupinya dengan sempurna tapi dirinya sama sekali tidak bisa tertipu oleh Wi Dae Han. Ia curiga Wi Dae Han terlibat masalah lagi. Ayah Mae Ri buru-buru menjelaskan, mengatakan bahwa dalam pikirannya ia sekalipun tidak pernah punya niat menjual cincin tunangan putrinya.
Tuan Jung mulai tidak sabar, ia yakin ada sesuatu yang ditutupi Wi Dae Han padanya. Wi Dae Han gelagapan. Tuan Jung lalu memperlihatkan foto-foto bahagia Mu Gyul dan Mae Ri saat sedang berdua. Ternyata diam-diam Tuan Jung menyelidiki Mae Ri dan Mu Gyul, ia juga tahu keduanya tinggal bersama. Wi Dae Han berusaha menguasai keadaan. Berdalih, ia sedang berusaha membereskan mereka jadi tidak perlu mengkhawatirkan keduanya lagi. Tuan Jung berdiri, ia menegaskan pada Wi dae Han bahwa dirinya tidak akan tinggal diam jika ia mendengar keduanya bersama lagi. Wi Dae Han mengiyakan, posisinya juga sedang dalam tekanan Tuan Jung.
Teman-teman band Mu Gyul sudah mabuk berat, ketiganya terkapar begitu saja di atas meja yang penuh botol minuman yang telah kosong. Mu Gyul dan Seo Jun masih minum-minum. Seo Jun berpendapat, bagus juga ide direktur menyuruh Mu Gyul menyanyikan lagu Hello.. Hello.. Mu Gyul merasa bersalah telah mengabaikan dan tidak mempertimbangkan perasaan Seo Jun. Seo Jun tersenyum mendengarnya.

Ia mengaku telah berusaha keras untuk tetap terlihat baik-baik saja, berbohong dengan bertingkah seolah tidak ada yang salah dengannya, tapi ternyata itu tidak banyak membantu, justru semakin banyak orang yang salah paham padanya. Ia berjanji akan berhenti bertingkah seperti itu, dan akan membiarkan emosi dan perasaannya keluar dengan sendirinya. Mu Gyul tersenyum mendengarnya, keduanya kembali bersulang. Mu Gyul berlalu dengan perasaan senang. Meski agak mabuk, tapi bebannya lebih ringan sekarang.
Seo Jun menyuruh teman-teman Mu Gyul bangun dan bergegas pulang Salah seorang berkomentar akan pulang setelah minum sekali lagi. Tapi Seo Jun justru memarahinya dan menyuruh mereka pulang sebelum ia mulai bertindak kasar. Teman Mu Gyul berkomentar lagi, menyebut Mu Gyul pengkhianat, bisa pergi sesukanya. Ia bingung dan bergumam tentang Mu Gyul, Mae Ri tinggal di tempat Direktur jadi seharusnya ia tidak punya alasan untuk cepat pergi dan meninggalkan mereka. Seo Jun mengulang ucapan teman Mu Gyul, memastikan apa benar Ame Ri tinggal bersama Direktur. Teman Mu Gyul menjawab tidak jelas, membuat Seo Jun bingung saja.
Mu Gyul tiba di rumahnya dan melihat seseorang berbaring di sofa dengan tubuh ditutupi selimut. Ia menyangka itu Mae Ri, mengatakan kalau gadis itu tentu bahagia memakai baju pernikahannya hari ini. Tapi yang diajak bicara tidak menggubrisnya sama sekali. Ia mulai curiga dan menarik selimut. “Kau baru pulang dan langsung membahas Merry Christmas??”.

Yapz, itu bukan Mae Ri tapi So Young, ibunya. Mu Gyul terkejut, ibunya tiba-tiba disana padahal ia sudah berjanji tidak akan mengunjunginya lagi. So Young mengerti, dan membela diri, ia hanya ingin melihat Mu Gyul sebentar lalu pergi, jadi tidak perlu khawatir.
Mu Gyul bertanya padanya, dimana Mae Ri. So Young pura-pura tidak tahu dan mengatakan pasti ia sedang bersama orang kaya itu. Mu Gyul tidak puas dengan jawaban ibunya, ia mengeluarkan ponselnya, berniat menghubungi Mae Ri. Tapi So Young sigap menahannya. Menyuruh Mu Gyul tidak menghubungi Mae Ri karena dirinya sudah menyuruh gadis itu pulang. Lagi pula Mae Ri sudah menikah dan tinggal bersama dengan pria lain. Mu Gyul mulai tidak senang dengan campur tangan ibunya.

So Young juga mulai tidak suka, bagaimana mungkin ia tidak peduli ketika sudah sangat nyata putranya akan terluka?? Ia mengingatkan Mu Gyul kalau putranya itu sudah melihat bagaimana hidupnya sekarang hanya karena mencintai orang yang salah. So Young tidak ingin itu terjadi juga pada putranya. Ia meninggikan suaranya dan menyuruh Mu Gyul mencari gadis lain saja. Mu Gyul tidak tahan lagi, ibunya telah salah paham. Ia mengatakan kalau dirinya tidak akan merusak hidupnya karena cinta yang berlebihan seperti ibunya, jadi ia tidak perlu khawatir tentang itu. Mu Gyul beringsut pergi, So Young geleng-geleng kepala melihat putranya pergi begitu saja, ia tidak mengerti alur pemikiran Mu Gyul.
Mu Gyul mendatangi rumah Jung In, agak ragu untuk masuk, ia berhenti di pintu depan. Ia mengetik pesan di ponselnya tapi urung.

Mae Ri sama tidak nyamannya dengan Mu Gyul, ia memandang ponsel di tangannya, mengetik pesan yang sama dengan Mu Gyul tapi urung juga. Mae Ri ke dapur mencari minuman, ia terkejut melihat direktur yang minum-minum sendiri.

Sepertinya Jung In sedang ada masalah padahal besok mereka harus siap untuk pengambilan gambar pertama untuk drama mereka. Jung In berdiri dan berjalan sempoyongan. Mae Ri membantunya, tapi pria itu melepaskan tangan Mae Ri dengan kasar.

Sadar tidak sopan pada Mae Ri, Jung In meminta maaf.

Ia merasa seperti terperangkap di sebuah tempat, ingin keluar tapi tidak bisa. Mae Ri merasa kali ini Jung In terlihat sama sekali bukan direktur yang dikenalnya. Ia yakin sesuatu telah terjadi. Jung In mendesah, bebannya terlihat sangat berat. Ia frustasi dengan ayahnya, seumur hidupnya ia tidak pernah menolak apapun yang diharapkan ayahnya padanya, ia percaya semua ucapan ayahnya adalah yang terbaik untuknya tapi sekarang ia tidak merasa seperti itu lagi. Ia tahu ayahnya bisa melakukan apapun yang diinginkannya termasuk rencana pernikahannya dengan Mae Ri. Tapi yang terberat dari semua itu, ia tahu alasan kenapa orang tuanya bercerai. Yah, foto ibu Mae Ri yang tersimpan apik di dompet Tuan Jung adalah jawabannya. Tapi ia tidak mampu mengatakan itu pada Mae Ri.

Jung In berusaha menguasai dirinya, matanya sudah berkaca-kaca. Ia berjanji setelah pertunjukan ia akan mengembalikan investasi ayahnya, itu berarti Mae Ri juga bebas pergi setelahnya. Jung In berlalu, Mae Ri membantunya. Tapi gadis itu tidak kuat menahan berat tubuh Jung In yang sempoyongan, keduanya terjatuh. Jung In menimpanya.

Mae Ri berteriak kesakitan. Mu Gyul masuk dan melihatnya, menyangka Direktur berbuat tidak sopan pada kekasihnya. Ia marah dan memukul Jung In.

Mae Ri mencoba menahan Mu Gyul, menjelaskan kalau dia salah paham. Mu Gyul kesal, bagaimana mungkin itu tidak seperti pikirannya, jelas-jelas ia melihat perbuatan Jung In. Bagaimana ia bisa tenang setelah melihat semua itu. Mu Gyul melihat Jung In, terkapar diam saja di ujung tangga. Ia mencoba membangunkannya tapi Jung In masih diam saja. Ia baru sadar ada sesuatu yang salah. Keduanya memapah Jung In kembali ke kamarnya.

Mae Ri  mengantar Mu Gyul sambil berjalan menyusuri setapak kompleks. Mu Gyul mengatakan rencananya untuk membuktikan pada Wi Dae Han setelah kontak kerja mereka selesai kalau ia adalah pria yang tepat untuk putrinya dan akan memintanya mempercayakan Mae Ri padanya. Mae Ri senang mendengarnya. Mu Gyul meminta agar Mae Ri mempercayainya, gadis itu mengangguk.

Ia juga mengingatkan Mae Ri, jika Jung In melakukan tindakan aneh padanya malam ini, maka Mae Ri tidak perlu sungkan untuk mencucuk matanya. (HEhehhe).


Keduanya berpisah, Mae Ri kembali ke rumah Jung In, Mu Gyul juga kembali ke rumahnya, ia harus mempersiapkan banyak hal untuk pertunjukan. Ia bekerja sepanjang malam di studio kecilnya.


So Young merasa bersalah telah mencoba memisahkan Mu Gyul dan Mae Ri yang saling mencintai. Ia mengatakan pada Wi Dae Han kalau mereka tidak boleh melakukan itu lagi dan harus menerima hubungan keduanya. Wi Dae Han menolak, ia tidak ingin mengalah pada keduanya.


Lee Ahn setuju kembali bergabung di produksi drama JI Intertainment. Manager Bang marah, ia melakukan itu tanpa sepengetahuan dirinya.


Di lokasi syuting, semua sedang sibuk dengan pengambilan gambar. Soe Jun melihat Mae Ri berbicara pada Mu Gyul dan Jung In. Pengambilan gambar dimulai, banyak juga yang ingin menyaksikan syuting tersebut. Adegan pertama, Lee Ahn mengajari seo Jun bermain gitar. Tapi sutradara merasa keduanya tidak bagus. Ia lalu mencari pemeran pengganti untuk Lee Ahn. Yapz, itu Mu Gyul.


Sutradara merasa Mu Gyul orang yang tepat, ia tahu musik dan gitar dengan baik. Mu Gyul profesional, memainkan peran pengganti mengajari Seo Jun bermain gitar. Mae Ri berusaha tenang menyaksikan kekasihnya berakting penuh kasih mengajarkan Seo Jun.


Direktur melihat Mae Ri, ia mendekatinya dan mengajaknya bicara. Syuting tiba-tiba berhenti. Manager Bang mendatangi lokasi syuting sambil marah-marah. Menerobos begitu saja saat semua sedang sibuk mengambil gambar.


Ia bersikeras bertemu Lee Ahn dan bicara dengannya. Insiden terjadi, Lee Ahn mencoba melepaskan cengkraman Manager Bang. Mae Ri mendekat, tepat saat itu lengan Lee Ahn tidak sengaja menyenggol prop screen (atribut syuting) dan jatuh menimpa Mae Ri.

Jung In berteriak panik mengingatkan Mae Ri, beruntung Mu Gyul dengan sigap melindunginya. Semua panik dan tegang. Buru-buru menyelamatkan keduanya, memastikan keduanya baik-baik saja.

Mu Gyul mengatakan kalau dirinya baik-baik saja meski tangannya cedera. Mae Ri begitu khawatir, ia memaksa Mu Gyul ke rumah sakit. Jung In dan Seo Jun ikut di belakang. Mae Ri tidak bisa membayangkan kalau terjadi apa-apa dengan tangan Mu Gyul dan tidak bisa bermain gitar lagi. Ia bingung harus berbuat apa. Gitar sudah seperti keluarga sendiri untuk pria itu. Mu Gyul keluar dari ruang periksa dengan tangan diperban.


Seo Jun mendekatinya, menanyakan kondisi tangannya. Jung In sama khawatirnya, ia mengingatkan Mu Gyul tentang pertunjukannya esok hari, apakah ia sanggup tampil dengan kondisi seperti itu. Mu Gyul mencoba menenangkan semuanya. Mengatakan kalau tangannya hanya perlu diperban untu sehari, jadi itu bukan masalah. Mae Ri diam saja sedari tadi, Mu Gyul bertanya kenapa dia seperti itu. Mae ri minta maaf, semua itu karena kesalahannya.


Mu Gyul mengerti perasaan Mae Ri, dengan lembut ia mengatakan pada Mae Ri kalau itu tidak masalah, tapi dengan begitu Mae Ri bisa jadi tangan kanannya. Mae Ri mengangguk, Mu Gyul merangkulnya dan berlalu dari sana. Meninggalkan Seo Jun dan Jung In dengan pikiran mereka masing-masing.

Mae Ri menuntun Mu Gyul masuk ke rumahnya. Menurunkan bawaannya dan membantu kekasihnya berbaring. Ia yakin beristirahat sehari dan tangan Mu Gyul akan membaik, terlebih sehari sebelumnya pria itu kurang tidur. Mu Gyul memanggilnya dengan sebutan “Tangan kananku”, dan memintanya berbaring di sampingnya. Mae Ri menurut.


Mu Gyul mulai bertingkah manja pada Mae Ri, gadis itu mengikuti saja permintaan Mu Gyul. Mu Gyul lalu mengatakan keinginannya untuk selalu bisa melihat Mae Ri disisinya saat ia membuka matanya, “Kau tidak akan kemana-mana, bukan?” ujarnya. Mae Ri mengangguk mengiyakan, Mu Gyul tidak perlu khawatir, ia akan ada di sampingnya.
Tapi Mae Ri masih khawatir, kalau-kalau Mu Gyul sedang berpura-pura baik-baik saja agar orang-orang tidak khawatir padanya. Mu Gyul tersenyum dan menggeleng. Ia mengatakan akan membuat pengakuan esok hari saat ia berada di panggung. Gadis itu tidak mengerti maksud Mu Gyul, ia bertanya tapi Mu Gyul tidak mau menjelaskannya, cukup bersabar dan menunggu besok.
Tiba-tiba Wi Dae Han masuk, matanya melotot melihat keduanya. MU Gyul dan Mae Ri terduduk.

Wi Dae Han marah besar. Mu GYul dan Mae Ri duduk berlutut menghadap ayahnya. Mu Gyul buka suara, “Ayah, apapun yang terjadi, aku ingin Mae Ri bahagia”. Wi Dae Han makin kesal dipanggil ayah oleh Mu Gyul. Berdalih, dirinya bukan ayah Mu Gyul. Dan lagi, ia ingin tahu apa kemampuan yang dimiliki Mu Gyul hingga berani seperti itu. Mu Gyul menunduk, Mae ri angkat bicara. Mengatakan kalau Mu Gyul peunya banyak kemampuan, Ia tinggi dan tampan, bisa menyanyi dengan baik, bermain gitar dengan baik, bisa membuat lagu, menulis lirik, ia sangat keren…


Mu Gyul mengangkat wajahnya, menghadapi Wi Dae Han. Ia berjanji akan bekerja keras agar berhasil demi Mae Ri. Bekerja keras menghasilkan uang seperti yang dilakukan orang kebanyakan. Membelikan Mae Ri makanan yang sehat, pakaian yang layak, ia akan bekerja keras memberikan hidup yang baik untuknya. Mae Ri memandang Mu Gyul, menemukan kesungguhan pria itu dalam kata dan tatapannya.
Wi Dae Han masih bersikukuh, sekalipun bumi kiamat ia tidak akan mengubah keputusannya, ia tidak akan pernah bisa merestui Mu Gyul dan Mae Ri. Ia punya menantu juga hanya punya satu putrid, bagaimana bisa ia memiliki dua menantu darinya? Wi Dae Han berdiri dan menyeret Mae Ri pergi. Gadis itu hanya bisa memanggil nama MU Gyul berulang-ulang.
Wi Dae Han mengurung Mae Ri di kamarnya, mengganjal pintu dengan obeng, memastikan Mae Ri tidak bisa kabur dari sana. Mae Ri mulai menangis, dan terus mengedor pintu. Memohon pengertian ayahnya bahwa tangan Mu Gyul terluka karena menyelamatkan dirinya, ia meminta ayahnya menunggu hingga tangannya membaik. Wi Dae Han menghubungi Tuan Jung, dengan bangga melaporkan hasil kerjanya. (Ckckkckck, benar-benar parah kedua ayah ni).
Panggung pertunjukan mulai dipersiapkan. Mereka mengambil lokasi outdoor di daerah seputar Hongdae, sengaja membuat panggung terbuka untuk menarik banyak orang. (Kalau diperhatikan, panggung itu di set di tempat Mu Gyul dan kawan-kawannya biasa manggung. Hanya saja kali ini diset lebih resmi). Jung In mengecek semuanya dan meminta krunya menghubungi Seo Jun dan Lee Ahn agar hadir juga disana. Mu Gyul sedang siap-siap di rumahnya, sepertinya tangannya belum sepenuhnya pulih.
Mae Ri terbangun dan mendapati dirinya tertidur bersandar menghadap pintu. Ia berpikir keras bagaimana bisa keluar dari sana. Ia berpura-pura sakit perut dan meringis kesakitan memanggil ayahnya.


Berhasil, Wi Dae Han datang terburu-buru. Mae Ri melihat kesempatan itu dan kabur secepatnya. Mu Gyul keluar dari rumahnya, ternyata sebuah mobil telah menunggunya.Di tempat pertunjukan, teman-teman Mu gyul mulai khawatir, vokalis mereka tidak kunjung datang. Jung In menghubunginya, 10 menit lagi pertunjukan dimulai. Mu Gyul mengatakan kalau ia sedang dalam perjalanan. Seo Jun datang dan mengkhawatirkan hal yang sama kalau-kalau Mu Gyul tidak datang karena kondisi tangannya yang belum sepenuhnya pulih. Para penonton mulai memadati sekitar panggung, So Ra dan Ji Hye tidak ketinggalan. Mereka terlihat paling antusias diantara semuanya.
Mae Ri terus berlari, berusaha sedapat mungkin agar tidak terlambat. Mu Gyul pun demikian. Tiba-tiba sebuah mobil pick up berwarna gelap menghadang langkahnya.


Tiga orang berpakaian hitam meringkusnya dengan cepat, dan menyeretnya dengan paksa untuk masuk ke mobil. Mae Ri melihatnya, berusaha menghentikan mobil itu.
Ia memanggil-manggil nama Mu Gyul tapi orang-orang berpakaian hitam itu tidak peduli. Mu Gyul juga melihat Mae Ri, berteriak sekeras-kerasnya memanggil gadis itu. Tapi percuma, mobil itu membawanya entah kemana. Yah, Mu Gyul diculik.

cre:asrianiamir17@multiply

4 komentar di “Sinopsis Mary Stayed Out All Night Episode 13

Tinggalkan komentar